Tatoo Art Indonesia – Unggahan terbaru di platform X menunjukkan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memiliki tato bertuliskan “kafir” dalam aksara Arab. Kata tersebut dalam Islam digunakan untuk menyebut orang yang tidak beriman. Foto serupa juga muncul di Instagram pada Juli 2024. Karena itu, publik langsung bereaksi keras. Banyak yang menilai tato tersebut tidak pantas bagi pejabat setingkat menteri pertahanan, terutama mengingat perannya dalam operasi militer yang bersentuhan dengan dunia Muslim.
Kritik Aktivis yang Menilai Simbol Itu Berbahaya
Tak lama setelah foto itu tersebar, aktivis pro-Palestina Nerdeen Kiswani menyampaikan kritik tajam. Ia menilai tato tersebut bukan sekadar ekspresi pribadi. Sebaliknya, simbol itu dianggap merepresentasikan pandangan Islamofobia yang sering digunakan kelompok ekstrem sayap kanan. Selain itu, Kiswani menilai tato itu memberi sinyal buruk karena dapat memengaruhi keputusan kebijakan, termasuk operasi militer dan pengawasan terhadap negara-negara Muslim.
Komunitas Muslim AS Ikut Menyuarakan Keprihatinan
Reaksi keras juga datang dari CAIR. Direktur Eksekutif Nihad Awad menilai tato itu menunjukkan bentuk permusuhan terhadap umat Muslim. Menurutnya, tato bertuliskan “kafir” sangat sensitif, terlebih lebih dari 5.000 personel militer AS adalah pemeluk Islam. Karena itu, ia menilai simbol tersebut merusak upaya inklusivitas yang sedang dibangun militer AS.
Riwayat Tato Lain yang Terhubung dengan Perang Salib
Kontroversi ini bukan yang pertama bagi Hegseth. Sebelumnya, ia pernah memamerkan tato bertuliskan “Deus Vult”, slogan historis yang digunakan pasukan Perang Salib. Selain itu, tato salib Yerusalem di dadanya juga sering dikaitkan dengan era konflik tersebut. Oleh sebab itu, banyak pihak menilai rangkaian simbol yang dipilih Hegseth justru memperkuat citra bahwa ia condong pada estetika ekstrem sayap kanan.
Baca Juga : Kolaborasi Anti Social Social Club x NFL Hadirkan Koleksi Streetwear Bernuansa Gridiron
Tekanan Politik di Tengah Isu Kebocoran Informasi
Kontroversi muncul di saat posisi Hegseth memang sedang tertekan. Beberapa anggota Kongres mendesak penyelidikan terkait kebocoran dari aplikasi Signal yang mengungkap rencana operasional AS untuk mengebom Yaman. Karena itu, mereka menilai Hegseth semakin kehilangan legitimasi publik dan meminta ia mundur dari jabatannya.
Simbol yang Dinilai Berpengaruh pada Kebijakan Pertahanan
Dalam dunia politik global, simbol yang digunakan seorang pemimpin tidak pernah netral. Oleh karena itu, tato yang dipamerkan Hegseth menimbulkan kekhawatiran bahwa keyakinan personalnya dapat memengaruhi arah kebijakan pertahanan. Kekhawatiran ini muncul karena keputusan militer AS sering berkaitan dengan wilayah Muslim, sehingga simbol Islamofobia berpotensi menambah ketegangan dan merusak citra diplomatik Amerika Serikat.
