Tatoo Art Indonesia – Seni tato yang dulu dipandang negatif kini memasuki babak baru sebagai bagian dari gaya hidup modern. Di Surabaya, geliat industri tato semakin tampak dengan munculnya banyak studio baru yang menemukan pasar loyal di kalangan muda dan dewasa. Fenomena ini terlihat dari meningkatnya jumlah pelanggan di berbagai studio tato, termasuk Eldiablo Skin Art Studio milik Anggara Yuniarto. Dalam sebulan, Angga melayani belasan klien yang ingin mempermanis tampilan tubuh mereka melalui karya rajah yang artistik.
Transformasi Stigma Tato dari Masa ke Masa
Angga, yang sudah lebih dari sepuluh tahun menekuni dunia tato, menyaksikan langsung perubahan besar dalam cara masyarakat memandang tato. Dahulu tato identik dengan kriminalitas, premanisme, hingga narapidana, terutama pada era 90-an. Namun, seiring perubahan zaman, stigma itu memudar. Menurutnya, hanya generasi lama yang masih memandang tato dengan kacamata kuno. Kini, tato lebih dihargai sebagai ekspresi diri dan karya seni yang memiliki nilai estetika.
Akar Budaya Tato di Indonesia
Baca Juga : Kolaborasi Besar: Kenny Scharf Hadirkan Sentuhan Pop Art pada Crocs Pollex Clog Karya Salehe Bembury
Meski sempat dicap tabu, tato sebenarnya bukan sesuatu yang baru dalam budaya Nusantara. Jauh sebelum dipengaruhi budaya modern, nenek moyang Indonesia sudah mengenal tato sebagai simbol identitas, status sosial, hingga spiritualitas. Suku Dayak dan Mentawai dikenal memiliki pola dan teknik khas dalam seni rajah mereka. Angga memandang keberadaan seni tato tradisional ini sebagai bukti bahwa tato memiliki hubungan kuat dengan warisan budaya dan dapat terus diwariskan dalam bentuk estetika kontemporer.
Varian Desain yang Muncul Seiring Perkembangan Zaman
Seiring perkembangan teknologi dan media sosial, minat masyarakat terhadap desain tato semakin beragam. Pemesan kini cenderung memilih desain kecil yang minimalis, meskipun tidak sedikit yang akhirnya menyesal dan menutupnya dengan tato berukuran lebih besar karena kurang matang dalam perencanaan. Tren ini menunjukkan bahwa tato bukan lagi sekadar simbol pemberontakan, melainkan gaya visual yang terus berevolusi mengikuti selera generasi baru.
Tantangan Industri Tato di Era Digital
Meski industri tato berkembang, tantangan tetap muncul. Salah satunya adalah maraknya pencurian desain di internet. Angga melihat banyak orang mengambil gambar karya seniman lain dengan mudah karena akses teknologi yang semakin cepat. Hal ini membuat proses berkarya menjadi semakin menantang bagi tattoo artist profesional yang mengutamakan orisinalitas. Menurutnya, edukasi terhadap pelanggan maupun calon seniman tato kini justru semakin berkurang di tengah derasnya arus digitalisasi.
Dedikasi Tinggi Menjadi Kunci Menjadi Tattoo Artist Profesional
Angga menegaskan bahwa menjadi tattoo artist membutuhkan dedikasi penuh. Profesi ini tidak bisa dijalankan setengah-setengah karena menuntut fokus, keterampilan teknis, dan proses belajar yang terus-menerus. Ia mulai mengenal tato sejak kuliah di Seni Murni ITB pada 2001, dan sejak itu memahami bahwa perjalanan menjadi seniman tato profesional membutuhkan waktu panjang dan komitmen total terhadap karya dan klien.
Seni Tato sebagai Bagian dari Gaya Hidup Modern Indonesia
Dengan semakin terbukanya pikiran masyarakat terhadap seni tato, masa depan industri ini tampak makin cerah. Tato kini bukan sekadar simbol pemberontakan, tetapi bagian dari identitas, gaya hidup, dan ekspresi artistik. Perkembangan ini menunjukkan bahwa seni tato akan terus berevolusi, beradaptasi, dan menjadi bagian penting dari lanskap budaya urban di Indonesia.
