Tatoo Art Indonesia – Seni tato tradisional Jepang, atau yang dikenal dengan nama Irezumi, bukan sekadar bentuk ekspresi tubuh. Ia adalah warisan budaya, kisah spiritual, dan lambang kehormatan yang terukir di kulit. Di antara seniman tato dunia, nama Horikaka, yang dikenal juga sebagai Choi Jun, menjadi salah satu yang paling menonjol dalam menjaga keaslian dan nilai estetika Irezumi. Lahir di Busan, Korea Selatan, dan kini berkarya di Seoul, Horikaka telah mengabdikan hidupnya untuk menafsirkan kembali seni tradisional Jepang dengan pendekatan modern yang tetap menghormati akar klasiknya.
“Baca juga: Kolaborasi Kith x NFL-Road to Victory, Merayakan 35 Tahun Kejayaan Super Bowl“


Perjalanan Awal dan Filosofi di Balik Nama “Horikaka”
Nama “Horikaka” bukan sekadar nama panggung. Dalam tradisi Jepang, gelar “Hori” melekat pada para seniman tato klasik yang dikenal sebagai Horishi. Mereka biasanya menambahkan nama pribadi di belakang kata “Hori,” sebagai bentuk identitas dan penghormatan terhadap para pendahulunya. Meski banyak seniman yang mewarisi nama dari gurunya, Horikaka memilih menciptakan nama itu sendiri, melambangkan kemandirian dan dedikasinya terhadap Irezumi. Menurutnya, “Hori” adalah simbol perjalanan spiritual seorang seniman yang mengukir kisah di kulit manusia dengan penuh rasa hormat dan tanggung jawab.
Tattoo Bukan Sekadar Profesi, Tapi Jalan Hidup
Bagi Horikaka, tato bukanlah sekadar pekerjaan itu adalah nafas kehidupan. Ia mengaku bahwa sejak usia 20-an hingga 30-an, hidupnya hanya berputar di sekitar dunia tato. Tidak ada hobi lain, tidak ada jeda panjang hanya kulit, tinta, dan makna. Ia dikenal luas di Asia hingga Eropa karena karyanya yang memadukan keindahan visual dan kekuatan emosional. “Tattooing is my life itself,” ujarnya. Pernyataan itu bukan hiperbola; setiap garis dan warna dalam karyanya adalah cerminan jiwanya yang menyatu dengan seni Irezumi.


Ketertarikan Awal pada Irezumi Sejak Masa Kecil
Cinta Horikaka terhadap Irezumi berawal dari masa kecilnya ketika ia pertama kali melihat tato tradisional Jepang di pemandian umum. Ia terpesona bukan karena kemewahan warna, tetapi oleh kekuatan yang terpancar dari gambar datar tanpa perspektif. Dari sana, tekadnya tumbuh: suatu hari ia akan menjadi seniman yang bisa menyalurkan kekuatan yang sama lewat tinta dan kulit. Kini, setelah puluhan tahun berkarya, kekuatan visual itu menjadi ciri khas utama setiap karyanya kuat, penuh makna, dan tak lekang oleh waktu.
Filosofi Estetika: Detail, Warna, dan Energi Visual
Karya Horikaka dikenal dengan warna-warna cerah, kontras tajam, dan detail halus yang memikat siapa pun yang melihat. Namun, di balik keindahan itu ada filosofi sederhana: dalam tiga detik pertama, penonton harus bisa merasakan “tenaga” dari karya tersebut. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara pandangan jauh dan dekat dari jarak 10 meter tema harus jelas, namun dari jarak 10 sentimeter detail harus sempurna. Filosofi visual ini menjadikannya sosok perfeksionis sejati, yang memandang setiap karya sebagai perjalanan panjang antara ketepatan dan ekspresi.
Nilai Etika dan Hubungan Spiritual dengan Klien
Bagi Horikaka, tato bukan hanya soal seni, tetapi ikatan emosional dan rasa saling menghargai antara seniman dan klien. Ia percaya bahwa setiap tato adalah komitmen seumur hidup, bukan sekadar gambar di kulit. Oleh karena itu, ia selalu membangun hubungan berdasarkan kepercayaan, rasa hormat, dan kesabaran. Dalam Irezumi, proyek bisa berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Menurutnya, hasil terbaik hanya bisa tercipta ketika seniman dan klien sama-sama memahami nilai perjalanan itu bahwa rasa sakit, waktu, dan dedikasi adalah bagian dari proses transformasi spiritual.

Menjaga Tradisi di Tengah Modernisasi
Horikaka berpegang teguh pada pepatah Tionghoa yang juga dikenal di Korea: “温故知新” mempelajari yang lama untuk menemukan yang baru. Ia melihat Irezumi sebagai seni yang abadi karena mampu mempertahankan jiwa klasiknya sambil beradaptasi dengan teknologi modern. Ia menggunakan peralatan mutakhir, namun tetap menghormati teknik tradisional yang diwariskan turun-temurun. Kombinasi ini membuat karyanya relevan di era digital tanpa kehilangan nilai spiritualnya, menjadikan dirinya jembatan antara masa lalu dan masa depan dunia tato Jepang.
“Baca juga: JW ANDERSON x Moncler Ketika Gaya Klasik Bertemu Inovasi Modern“
Pengalaman Internasional dan Tantangan di Setiap Negara
Sejak 2015, Horikaka aktif tampil di berbagai festival tato internasional dan telah memenangkan banyak penghargaan. Ia mengaku setiap perjalanan ke luar negeri membawanya ke level baru. Perbedaan budaya dan permintaan klien di berbagai negara membuatnya terus beradaptasi dan berkembang. Kadang ia mendapat permintaan yang tidak biasa sesuatu yang bahkan tidak mungkin dilakukan di Korea. Namun, justru di situlah ia menemukan tantangan dan inspirasi baru. “Setiap permintaan unik adalah pelajaran,” katanya, menegaskan bahwa setiap karya adalah hasil dari proses belajar yang tidak pernah berhenti.
Prestasi, Penghargaan, dan Peran sebagai Mentor
Dalam dunia tato, Horikaka bukan hanya seniman, tetapi juga mentor. Ia memenangkan penghargaan pertamanya di tahun 2015, dan setahun kemudian meraih Grand Prix di Kaohsiung Tattoo Convention di Taiwan. Namun setelah itu, ia berhenti mengikuti kompetisi. “Saya sudah mencapai impian saya. Sekarang giliran murid-murid saya yang harus melanjutkannya,” ujarnya dengan rendah hati. Ia kini fokus mengajar generasi baru seniman tato, membagikan nilai etika, filosofi, dan teknik klasik agar tradisi Irezumi tidak kehilangan arah di tangan modernitas.
Kolaborasi dengan Brand Ternama dan Misi Edukasi
Sebagai seniman profesional, Horikaka kini disponsori oleh beberapa merek besar di industri tato seperti EZ Tattoo. Kolaborasi ini bukan sekadar kerja sama komersial, tetapi bentuk pengakuan atas kualitas karyanya. Ia bahkan pernah diundang langsung ke pabrik pembuatan jarum dan mesin tato untuk memahami proses produksinya. Selain itu, ia juga aktif memberikan seminar tentang etika dan aturan tradisional Irezumi bagi seniman muda. Baginya, berbagi pengetahuan adalah bentuk tanggung jawab moral agar seni ini terus berkembang dengan cara yang benar dan bermartabat.