Tatoo Art Indonesia – Nama Josh Lumley, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Teej di Instagram, telah menjadi salah satu figur menonjol di dunia blackwork tattoo. Gaya brutalnya yang khas membuatnya diakui di berbagai belahan dunia. Namun di balik tinta hitam yang pekat itu, tersimpan perjalanan panjang dari seorang seniman yang menjadikan tato bukan sekadar pekerjaan, melainkan gaya hidup penuh dedikasi dan makna.
“Baca juga: Mengintip Desain Eksklusif VALORANT x Fragment Design x Nike Air Force 1 Low “Black”“

Awal Perjalanan: Dari Ilkley Menuju Dunia
Josh berasal dari Ilkley, sebuah kota kecil di Inggris, tak jauh dari Leeds. Bakat seninya mulai berkembang ketika ia pindah ke London pada tahun 2014 untuk magang di Prick Tattoos, Shoreditch, di bawah bimbingan Henry Hate salah satu legenda dunia tato Inggris. Setelah dua tahun menimba ilmu, ia melanjutkan perjalanan ke Gothenburg, Swedia, tempat ia mengasah teknik dan karakter seninya selama tujuh tahun. Kini, ia menetap di Philadelphia, Pennsylvania, dan bekerja di Black Vulture Gallery, salah satu studio bergengsi yang menjadi rumah bagi seniman-seniman besar dunia.
Tattoo Sebagai Seni, Pekerjaan, dan Gaya Hidup
Bagi Josh, tato bukan sekadar pekerjaan atau karya seni itu adalah gaya hidup. Ia menghabiskan hari-harinya memikirkan desain, mengatur jadwal, berkomunikasi dengan klien, dan bereksperimen dengan alat baru. Menurutnya, dunia tato adalah ruang tanpa batas, di mana setiap goresan garis adalah bentuk pembelajaran baru. Ia percaya bahwa menjadi seniman tato sejati berarti tidak pernah berhenti berkembang, terus mencari cara baru untuk menciptakan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
Inspirasi Awal dan Kecintaan pada Tinta Hitam
Kecintaan Josh terhadap tato bermula sejak remaja. Ia terinspirasi oleh musisi rock dan punk yang memenuhi dinding kamarnya lewat poster-poster penuh tato. Ketika berusia 17 tahun, ia akhirnya mendapatkan tato pertamanya seekor ikan koi merah di sekitar mata di bagian lengan atasnya. Dari sanalah perjalanan panjangnya dimulai, dari tato bergaya Jepang hingga menemukan jati diri di dunia blackwork yang ekstrem dan penuh karakter.

Menemukan Jati Diri dalam Brutal Blackwork
Menariknya, Josh tidak pernah berniat menjadi spesialis brutal blackwork. Ia hanya mengikuti nalurinya untuk menggunakan tinta hitam dalam setiap karyanya. Namun, ketika beberapa klien mulai memintanya membuat blackout sleeves penutupan penuh lengan dengan tinta hitam gaya khasnya mulai dikenal luas. Dalam lima tahun terakhir, ia menjadi ikon dalam genre ini. Setiap karya bukan hanya menutupi masa lalu kliennya, tapi juga menghadirkan identitas baru yang penuh makna.
Rahasia di Balik Hitam yang Sempurna
Dalam hal peralatan, Josh setia menggunakan Eclipse Tattoo Ink, produk yang ia sebut sebagai tinta terbaik yang pernah ia pakai “black as fuck”, begitu katanya dengan tawa. Ia juga menggunakan mesin buatan Dan Kubin, yang sudah menjadi bagian dari rutinitasnya selama tujuh tahun. Menurut Josh, tidak ada rumus ilmiah untuk menciptakan tato sempurna semuanya tentang memahami kulit klien, beradaptasi dengan cepat, dan mengandalkan intuisi seniman sejati.
Setiap Proyek Adalah Cerita Baru
Sebagian besar klien Josh datang dengan permintaan blackout tattoo, terutama untuk menutupi karya lama yang tak lagi mereka sukai. Ia selalu berusaha menciptakan desain yang mengikuti bentuk tubuh, menciptakan harmoni antara garis, bayangan, dan tekstur kulit. Bagi Josh, setiap proyek adalah kolaborasi emosional, di mana klien menyerahkan bagian dari diri mereka untuk diubah menjadi seni yang abadi.

Durasi, Ketahanan, dan Proses Fisik yang Intens
Sebuah blackout arm biasanya memakan waktu dua sesi, sementara untuk kaki bisa mencapai lima sesi. Menurut Josh, setiap tubuh memiliki cerita berbeda kesehatan, pola makan, dan toleransi rasa sakit semuanya berpengaruh. Ia selalu memastikan bahwa setiap sesi dijalani dengan penuh kesabaran dan perhatian. “Lebih baik dua sesi yang nyaman daripada satu sesi panjang yang menyiksa,” ujarnya, menekankan pentingnya keseimbangan antara seni dan kesehatan fisik klien.
Momen Lucu yang Tak Terlupakan
Dari ribuan klien yang pernah ia tangani, ada satu cerita yang membuatnya tertawa setiap kali teringat. Seorang calon klien pernah mengirimkan email penuh antusiasme yang kemudian berubah menjadi pesan pribadi yang agak “aneh”. Pria tersebut rupanya memiliki kecenderungan fetish terhadap rasa sakit dan ingin tato blackout sebagai bagian dari fantasi itu. Namun, yang membuat Josh benar-benar tertawa adalah saat pria itu mengirimkan foto tubuhnya tanpa tato, mengenakan “grannie panties”. “Setelah itu,” kata Josh, “dia tidak pernah mengirim deposit dan tidak pernah datang.”
Dukungan dari Dunia Profesional dan Sponsor Ternama
Kesuksesan Josh tidak hanya diukur dari jumlah klien, tetapi juga dari kepercayaan brand besar dalam industri tato. Ia kini menjadi anggota Pro Team dari Eclipse Tattoo Ink dan Bheppo, dua perusahaan yang menurutnya mewakili kualitas terbaik di dunia. Ia bangga menjadi bagian dari tim yang bukan hanya memproduksi tinta dan produk perawatan, tapi juga menjaga standar etika dan inovasi dalam dunia tato modern.
Perjalanan ke Berbagai Konvensi Dunia
Selama kariernya, Josh Lumley telah tampil di berbagai konvensi besar seperti Stockholm Ink Bash, Brussels International, Helsinki Ink, dan banyak lagi. Namun, ia sempat beristirahat dari panggung konvensi untuk fokus mengembangkan studionya. Tahun ini, ia kembali ke dunia itu dengan energi baru menghadiri New York Tattoo Convention, Miami All Stars, dan Philadelphia Tattoo Arts Convention. Setiap acara, baginya, adalah panggung untuk berbagi energi dan menginspirasi sesama seniman.
“Baca juga: Carhartt WIP Rayakan Pembukaan Toko di Jakarta Lewat ‘Warung Carhartt WIP’“
Keseimbangan Antara Seni dan Kehidupan
Meski hidupnya dikelilingi tinta dan jarum, Josh Lumley tahu pentingnya keseimbangan. Setelah pindah ke Philadelphia, ia menemukan ketenangan dalam yoga, yang kini menjadi bagian penting dalam rutinitasnya. Baginya, yoga bukan hanya latihan tubuh, tapi juga ruang untuk menenangkan pikiran setelah hari-hari panjang di studio. “Posisi aneh saat bekerja membuat tubuh cepat lelah. Yoga membantu menjaga keseimbangan antara fisik dan mental,” ujarnya.
Tujuan Hidup dan Masa Depan
Saat ditanya tentang masa depan, Josh Lumley menjawab dengan mantap: pertumbuhan tanpa henti. Ia selalu ingin belajar, bereksperimen, dan menciptakan sesuatu yang lebih baik. Di Black Vulture Gallery, ia dikelilingi seniman luar biasa yang memotivasinya untuk terus berkembang. “Saya tidak bisa meminta tempat yang lebih baik,” katanya. “Tato bukan hanya pekerjaan, tapi cara saya memahami dunia dan diri saya sendiri.”
Seni, Tinta, dan Jiwa
Perjalanan Josh Lumley bukan sekadar kisah tentang tinta hitam dan kulit manusia. Ia adalah refleksi dari perjuangan, dedikasi, dan kejujuran dalam berkarya. Dalam setiap garis hitam yang ia buat, tersimpan fragmen kehidupan tentang keberanian untuk berubah, menerima masa lalu, dan menciptakan identitas baru. Seperti jerapah di savana yang menyesuaikan diri dengan matahari, Josh Lumley menyesuaikan dirinya dengan dunia yang terus berkembang, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai seniman sejati.