Tatoo Art Indonesia – Kisah Vadim Skorik, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung BA CK, adalah bukti nyata bahwa seni dapat lahir dari rutinitas yang paling tak terduga. Lahir di Arkhangelsk, Rusia bagian utara, Vadim awalnya bekerja di sebuah bank pada 2013. Pekerjaan itu membawanya pada dilema moral membantu orang mendapatkan pinjaman untuk kebutuhan kecil seperti microwave, namun dengan beban asuransi tinggi. Ia merasa menjadi bagian dari sistem yang memperumit hidup orang lain.
Setiap malam setelah pulang kerja, ia duduk dan menggambar bukan untuk mencari uang, tapi sebagai terapi. Dari situlah api kreativitasnya tumbuh kembali. Gambar-gambar yang ia unggah ke media sosial mendapat respons positif, bahkan banyak orang menjadikannya tato. “Saya pikir, kenapa tidak saya sendiri yang membuatnya?” ujarnya. Dari situ, ia membeli alat tato pertamanya dan mulai berlatih di kulit buatan, lalu pada dirinya sendiri, sebelum akhirnya mulai menerima teman-teman dan klien baru.
“Baca juga: Louis Vuitton x Takashi Murakami, Seni Pop Jepang Bertemu Keanggunan Prancis“


Fondasi Seni yang Mengakar Sejak Kecil
Sejak masa kecil, Vadim Skorik memang sudah hidup bersama dunia seni. Ia menempuh 11 tahun pendidikan di sekolah seni, dilanjutkan dengan tiga tahun sekolah seni tambahan dan dua tahun studi grafis komputer di IT lyceum. Ia menggambar kapan pun punya waktu luang di sela pelajaran atau di rumah.
Menurutnya, seni adalah cara untuk melarikan diri dari dunia, tempat di mana waktu berhenti dan pikiran menjadi tenang. Meskipun ia sempat mempertimbangkan pendidikan tinggi seni, Vadim merasa sudah cukup siap untuk beraksi. Ia menolak sistem yang terlalu kaku dan lebih memilih belajar melalui pengalaman langsung, sesuatu yang kemudian menjadi ciri khas dalam kariernya.
Lahirnya Gaya Cair yang Revolusioner
Salah satu ciri paling ikonik dari karya Vadim Skorik adalah gaya cair yang menyerupai tumpahan tinta bentuk organik yang abstrak namun penuh makna. Ide ini muncul pada awal 2019, saat ia mulai bereksperimen dengan bentuk-bentuk yang tampak mengalir dan tak beraturan.
Inspirasi itu datang setelah ia melihat proyek tato Jepang yang hanya menampilkan satu elemen: udara. Bagi Vadim, konsep itu luar biasa menghapus objek utama dan menjadikan ruang kosong sebagai elemen penting. “Saya menyadari bahwa objek bisa saja berupa ketiadaan,” katanya. Ia mulai mengubah bentuk geometris sederhana seperti segitiga dan bola menjadi aliran tinta cair. Kini, banyak seniman tato meniru pendekatan ini, tetapi bagi Vadim, semua berawal dari keberanian untuk bereksperimen.


Proses Kreatif yang Dimulai dari Kepercayaan
Vadim mengakui bahwa sebagian besar karyanya lahir dari kepercayaan total klien. Banyak orang datang hanya dengan permintaan sederhana: “Buat sesuatu yang keren di gaya kamu.” Dari situlah proyek-proyek paling ikoniknya lahir. Ia memandang setiap klien sebagai kolaborator seseorang yang berbagi energi dan ide bersamanya.
Bahkan untuk klien yang datang dengan permintaan spesifik, ia tak segan berdialog panjang untuk menciptakan hasil yang memuaskan keduanya. Bagi Vadim, percakapan adalah kunci. “Saya tidak pernah mengenakan biaya untuk konsultasi. Datang saja dan bicaralah. Kita bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa,” ujarnya.
Eksperimen Tanpa Batas: Dari Jarum hingga Kertas
Salah satu hal yang membedakan Vadim Skorik dari seniman tato lain adalah keberaniannya bereksperimen di luar batas tradisional. Ia pernah menggunakan jarum pada kertas, besi panas pada kulit sintetis, bahkan pastel di papan skateboard. Bagi Vadim, seni bukan tentang alat, melainkan tentang energi penciptaan.
Eksperimen ini sering kali menimbulkan reaksi heran dari publik. Namun bagi Vadim, rasa heran itu adalah tanda bahwa ia berjalan di jalur yang tepat jalur yang belum banyak dijelajahi. Ia percaya bahwa seni sejati hanya bisa lahir dari keberanian untuk keluar dari pola yang sudah mapan.
Refleksi dan Proyek yang Berkesan
Selama lebih dari 11 tahun kariernya, Vadim Skorik telah menciptakan ribuan karya di berbagai gaya dan ukuran. Namun, ada satu momen sederhana yang masih diingatnya: tato gelombang kecil yang ia buat hanya dalam dua menit. “Saya menggambar dengan satu gerakan tangan dan langsung menorehkannya di kulit tanpa berhenti. Saat itu saya merasa saya benar-benar hebat,” ujarnya sambil tertawa.
Namun, proyek yang paling membanggakan baginya adalah karya kolaboratif yang sedang ia buat gambar besar dengan jarum di atas kertas. Baginya, proyek ini adalah demonstrasi kemampuan dan ekspresi tertinggi, representasi dari perjalanan panjangnya sebagai seniman yang terus berevolusi.
“Baca juga: Supreme x Fox Racing, Gaya Jalanan Bertemu Adrenalin Balap“


Perjalanan dan Pengaruh dari Dunia
Sejak 2019, Vadim aktif berkeliling dunia, menghadiri konvensi tato dan bekerja di berbagai negara. Ia percaya bahwa perjalanan adalah bahan bakar kreativitas. Dari Jepang hingga Amerika Latin, setiap tempat memberikan inspirasi baru, baik dari budaya visual maupun cara masyarakat memandang tato.
Ia menyadari bahwa di tiap negara, persepsi terhadap tato berbeda. Ada yang menganggapnya sebagai simbol seni tinggi, ada pula yang masih memandangnya dengan stigma. Namun menurut Vadim, tidak ada yang benar atau salah yang penting adalah bagaimana seorang seniman bisa menghadirkan makna di setiap karyanya.
Antara Industri dan Budaya Tato
Bagi Vadim Skorik, dunia tato terbagi dua: industri tato dan budaya tato. Dalam pandangannya, seorang “master tato” adalah pengrajin yang ahli membuat karya berkualitas tanpa ambisi besar terhadap pengembangan seni. Mereka adalah bagian dari industri bekerja dengan efisien, berorientasi pada hasil.
Sebaliknya, seorang “seniman tato” hidup untuk mencipta. Mereka bukan hanya bekerja, tapi berevolusi. Mereka mencari makna, menggali ide, dan terus bereksperimen. “Keduanya saling membutuhkan,” kata Vadim. “Industri memberi akses dan keberlanjutan, sementara budaya memberi jiwa dan arah. Seperti yin dan yang, kita harus berjalan bersama.”
Masa Depan Seni Tato di Era AI
Melihat ke depan, Vadim Skorik yakin dunia tato akan mengalami transformasi besar. Kehadiran kecerdasan buatan (AI) akan mengubah cara seniman bekerja mendorong mereka untuk lebih orisinal. Menurutnya, AI akan menyingkirkan pemain rata-rata yang bergantung pada desain orang lain dan memperkuat posisi seniman sejati yang menciptakan karya dari nol.
“AI tidak bisa menggantikan akar budaya. Ia hanya bisa memangkas batangnya,” ujarnya. “Namun dari setiap potongan, akan tumbuh tunas baru berbeda, tapi tetap hidup.” Baginya, masa depan seni tato bukan tentang ketakutan, melainkan adaptasi.
